Pabrik pestisida Union Carbide yang terletak di kota
Bhopal, negara bagian Madhya Pradesh, India dibuka pada 1969 dan diperluas untuk menghasilkan karbaril pada 1979. MIC merupakan perantara dalam
penghasilan karbaril.
Tragedi yang dikenal sebagai “Bhopal Disaster”
ini telah mencabut nyawa tak kurang dari 25.000 nyawa akibat menghirup gas
beracun sebanyak 42 ton yang terlepas ke lingkungan. MIC merupakan bahan baku
insektisida tipe karbamat. Metil isosianat (MIC) adalah senyawa kimia
yang berasal dari kelompok isosianat. Metil isosianat, H3C-N=C=O
juga digunakan sebagai salah satu bahan gas air mata.
MIC bersifat reaktif dan dapat meledak bila dicampur dengan udara. Nilai
ambangnya mencapai 0,02 ppm.
Metil Isosianat |
Metil isosianat memang sangat beracun. Tapi senyawa
antara ini sangat penting dan mutlak digunakan di industri dalam mata
rantai pembuatan poliuretan, yaitu polimer yang umum ditemui
sehari-hari, misalnya busa sofa, aditif bahan pelapis (insulator), aditif cat,
bahan bemper mobil dan sebagainya. Senyawa isosianat yang penting (metil
isosianat dan toluene diisosianat) pada masa lalu diproduksi dari reaksi gas
fosgen (titik didih 7.60 oC) dengan amin (metil amin atau
toluene diamin). Fosgen adalah senyawa antara yang dihasilkan dari reaksi
gas karbon monoksida dengan gas klor dikatalisis oleh karbon aktif pada suhu
tinggi. Sudah bisa kita bayangkan betapa berbahayanya gas fosgen
ini karena bahan bakunya saja sudah sangat beracun (bahkan pernah digunakan
sebagai senjata kimia pada Perang Dunia I).
Penyebab awalnya adalah dimasukkannya air ke dalam
tangki-tangki berisi MIC. Reaksi percampuran itu menghasilkan gas beracun dan
memaksa pengeluaran tekanan secara darurat. Saat gas keluar, penggosok kimia
penetralisir gas yang seharusnya menetralisir gas tersebut sedang dimatikan
untuk perbaikan.
Tak lama setelah tengah malam pada tanggal 3 Desember
1984, awan Gas beracun lolos dari pabrik pestisida Union Carbide
yang dimiliki oleh India Limited (UCIL).
Sebuah reaksi kuat dimulai dan aerosol tersebar ke seluruh kota. Aerosol secara teknis merujuk pada partikel padat yang ada di udara (juga disebut abu atau partikulat) maupun tetesan cair. Metil isosianat yang tersebar bereaksi dengan air di udara dan membentuk monoetilamin yang lebih tak berbahaya. Karena mungkin fosgen digunakan dalam produksi itu, pada suhu yang cukup tinggi, yang amat mungkin, juga terbentuk hidrogen sianida (HCN). Di samping itu ada karbon dioksida, gas NOx, trimer MIC dan sejumlah senyawa lain dalam aerosol itu.
Karena pelepasan terjadi sebagian dari ketinggian yang
amat sangat, gas mengandung konsentrasi lain dari senyawa lain pada ketinggian
berbeda dan jark dari pabrik. Gas itu menjadi lebih berat. Dalam momen itu
setidaknya 4.000 warga setempat mati. Badan segera mulai menumpuk di jalanan.
Kemudian, di tahun-tahun yang diikuti setidaknya 15.000, dan sebanyak 30.000
orang lebih tewas sebagai akibat dari bencana kebocoran gas tersebut. Lebih
dari 500.000 penduduk terkena dampak gas beracun. 120.000 Di antaranya bahkan
menderita berbagai penyakit, seperti kebutaan, kesulitan bernafas, serta
kerusakan ginjal dan hati.
Pemerintah India segera menutup pabrik Union Carbide
tidak lama setelah insiden dan menahan tiga petingginya. Pada tahun 1989, Union
Carbide membayar 470 miliar dolar AS kepada pemerintah India sebagai dana
kompensasi insiden.
Akibat kecelakaan yang mulai terjadi sejak 3 Desember
1984 tersebut, diperkirakan lebih dari 15.000 jiwa meninggal dan ratusan ribu
lainnya luka-luka. Tragedi yang sudah lewat 25 tahun inipun rupanya masih
menebar maut. Gas kimia yang bocor itu meracuni 500.000 penduduk setempat. Air
yang mereka minum masih mengandung kadar racun yang tinggi dan anak-anak mereka
pun lahir cacat.
Studi Medis Bhopal (BMA) yang berpusat di Inggris
melaporkan bahwa bencana itu masih menyisakan level toksin yang tinggi.
Kandungan zat beracun carbon tetrachloride dari air tanah di Bhopal masih
900-2.400 kali lebih tinggi dari ambang batas yang ditetapkan Organisasi
Kesehatan Dunia. Selain itu, kadar chloroform dari air tanah itu dua kali lipat
lebih besar dari batas maksimal yang ditetapkan Badan Perlindungan Lingkungan
Hidup AS.
Hasil investigasi menyatakan, beberapa prosedur
keselamatan tidak dijalankan oleh Pabrik Union Carbide. Selain itu standar
operasi di pabrik tersebut tidak sesuai dengan standar pabrik Union Carbide
lainnya.
Perusahaan ini menyimpan MIC dalam jumlah yang lebih
besar dari yang direkomendasikan. Dalam upaya untuk memotong biaya, perusahaan
telah mematikan pendingin di sekitar bahan kimia, padahal bahan kimia tersebut
harus disimpan pada suhu 32 derajat Fahrenheit.
India Central Bureau of Investigation, badan atas
investigasi di negara itu, awalnya menuduh 12 terdakwa: delapan pejabat senior
perusahaan India, Warren Anderson ( kepala Union Carbide Corp pada saat gas
bocor) dan dua pejabat anak perusahaan. Yang lainnya sudah meninggal akibat
insiden itu sendiri.
Maaf kali ini saya tidak mencantumkan foto dan sumber. Semua hasil searching di mbah Google. Semoga Bermanfaat ^^
wassalamualaikum
Tidak ada komentar:
Posting Komentar